Sabtu, 29 Agustus 2015

Ini Gaya Hidup Orang Jepang sehingga Berumur Panjang



Foto:Tofugu

Jakarta - Jepang memiliki orang yang paling tua di dunia. ​Hal ini karena pola makan sehat, kegiatan fisik dan disiplin yang dimiliki orang Jepang. Karenanya Jepang menjadi negara dengan banyak penduduk usia panjang. Seperti apa gaya hidup sehat mereka?​

Jepang dikenal sebagai ​n​egara yang terkenal dengan pola hidup sehat dan disiplin. Karena gaya hidup yang teratur dan menyehatkan. Berikut kebiasaan orang​ banyak orang Jepang untuk meraih umur panjang dan hidup sehat.

Selasa, 07 Juli 2015

KETIKA KEBAIKANMU DILUPAKAN ORANG, ITU MALAH BAGUS!

 #DakwahJomblo 
Kesal dengan orang-orang yang selalu saja melupakan kebaikan yang telah kau berikan kepadanya? Iya sih emang kesal, tapi di balik itu semua tersimpan pelajaran yang cukup dalam yaitu ikhlas. Mengikhlaskan sesuatu itu emang susah pada dasarnya, tapi akan lebih susah lagi jika kita terus mengungkit-ungkit pemberian atau kebaikan kita kepada orang lain. Itu mah sama saja tidak ikhlas namanya.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,
 “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu” – [HR. Muslim]
Dari hadist di atas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT tidak menilai suatu kebaikan dari bentuk atau jumlah kebaikan yang telah seseorang berikan kepada orang lain. Tapi Allah menilai suatu kebaikan dari keikhlasan seseorang yang mau berbagi kebaikan tersebut kapada orang lain. Intinya adalah ikhlas.

Kalau kebaikanmu dilupakan oleh orang, itu tak mengapa. Soalnya hal itulah yang dapat membuat dirimu untuk belajar dalam mengikhlaskan sesuatu dan sabar.

Kamis, 21 Mei 2015

PRT YANG SARJANA DENGAN PREDIKAT CUMLAUDE

Darwati, si PRT sarjana administrasi niaga berpredikat cumlaude
Jumat, 22 Mei 2015 07:01 WIB | 10.961 Views
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Darwati, si PRT sarjana administrasi niaga berpredikat cumlaude
Ilustrasi. Pembantu Rumah Tangga (PRT). (Istimewa)
 Yang mengejek, ya pasti ada, namun saya anggap angin lalu. Untuk dana, saya sisihkan uang gaji, kadang saya pinjam teman, kadang juga diberi uang saku sama Bapak (majikan, red.)."
Semarang (ANTARA News) - Darwati (23) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, berhasil meraih gelar sarjana administrasi niaga Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang.

"Memang sejak lulus sekolah menengah atas (SMA) saya ingin kuliah, namun terhambat biaya. Makanya, saya memilih bekerja dulu," kata gadis kelahiran 20 Februari 1992 itu, di Semarang, Kamis.

Di sela mengikuti prosesi wisuda di Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, gadis berparas ayu putri pasangan Sumijan dan Jasmi itu menceritakan awal dirinya bekerja di Jakarta.

Selepas lulus dari SMA Muhammadiyah 5 Todanan, Darwati memutuskan merantau ke Jakarta untuk bekerja, namun belum genap seminggu kembali pulang ke kampung halaman karena tidak kerasan.

"Setelah itu, saya sempat ikut kerja berjualan es campur di kampung. Ya, kira-kira tiga minggu saya kerja di sana, namun belum sempat gajian karena saya keburu pindah kerja," katanya.

Ia mengakui pemilik usaha es campur itu sebenarnya baik dan tidak merelakan dirinya pindah, namun sudah ada tawaran bekerja sebagai PRT di keluarga drg Lely Atasti Bachrudin, di Grobogan.

Darwati mengaku teringat betul mulai bekerja sebagai PRT di keluarga dokter gigi itu pada 16 Agustus 2010, dan ketika itu masih belum terbayang kelak akan bisa meneruskan pendidikan sampai sarjana.

"Suatu waktu, saya nggremeng (bergumam, red.) ingin kuliah. Mungkin didengar sama Bapak (majikan, red.). Beberapa hari setelah itu, Bapak tiba-tiba bilang saya boleh nyambi kuliah," ungkapnya.

Diceritakan, majikannya kala itu mengatakan jika ayahnya dari desa baru saja menemui sang majikan dan menyampaikan keinginan Darwati berkuliah, dan majikannya ternyata mengizinkan.

"Saya langsung semangat mencari informasi perguruan tinggi sampai akhirnya memilih di Semarang. Saya sisihkan sebagian gaji. Ternyata, bapak saya tidak pernah menemui beliau (majikan, red.)," kenangnya.

Untuk berangkat kuliah, ia harus menempuh jarak kurang lebih 50 kilometer yang dilakoninya dengan menumpang bus, meski terkadang menumpang kawannya yang kebetulan berasal dari Grobogan.

"Kadang, saya diminta menemani anaknya Bapak (majikan, red.) yang tinggal di Semarang. Jadi, sekalian menginap di sini. Ya, begitu. Saya ke Semarang, ya, kalau ada jadwal kuliah," katanya.

Selama menjalani kuliah, ia mengaku kerap mendapatkan ejekan dari sejumlah kawannya karena pekerjaannya sebagai PRT, namun dirinya tidak menggubris dan tetap bersemangat mengejar mimpinya.

"Yang mengejek, ya pasti ada, namun saya anggap angin lalu. Untuk dana, saya sisihkan uang gaji, kadang saya pinjam teman, kadang juga diberi uang saku sama Bapak (majikan, red.)," katanya.

Kini, Darwati berhasil mewujudkan mimpinya meraih gelar sarjana dan mampu membanggakan kedua orang tuanya, bahkan sanggup meraih indeks prestasi komulatif (IPK) 3,68 atau cumlaude.
 

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015


Minggu, 10 Mei 2015

Reog SMPN 3 Girimarto

Reog SMPN 3 Girimarto pada saat memperingati HARDIKNAS  di Lapangan Tambakmerang Girimarto, 2 Mei 2015.